Kamis, 25 Oktober 2012

Hendriansyah Pembalap dan Pengusaha Profesional

Menjalani dua profesi sekaligus tentunya bukan perkara gampang. Satu sisi menjadi pembalap profesional, sisi lainnya lagi menjadi seorang pengusaha. Tapi “kamus konvensional” itu tidak berlaku bagi Hendriansyah. Dibalik kesibukannya di dunia balap, juara Indoprix 2011itu ternyata juga mahir mengelola berbagai usaha yang konon omzetnya mencapai ratusan juta rupiah perbulan. Kok bisa? 

Hendriansyah mulai debutnya di dunia “kebut-kebutan” saat berumur 13 tahun. Dibanding pembalap Yamaha yang ada saat ini, pembalap asal Jogjakarta itu termasuk yang paling lama. Gabung di Yamaha tahun 1998 sampai 1999, saat itu Hendriansyah langsung menduduki juara nasional. Puas bertarung untuk Yamaha, Hendriansyah yang menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 2000 itu mulai melalang buana mencoba peruntungan di pabrikan lain.



“Setelah memberikan kemenangan untuk Yamaha, saya terus pindah ke pabrikan lain. Bagi saya pengalaman itu penting,” buka Hendriansyah, yang mengaku menjadi pembalap karena kakak dan lingkungan yang mendukungnya. Lama tidak terdengar, pada 2010 Hendriansyah kembali merapat ke Yamaha melalui bendera tim HRVRT BGM HBM KYT Racing Team. Setahun kemudian, Hendriansyah menjuarai kelas 125 cc dengan nilai tertinggi 222 di klasemen akhir.

Kemenangannya itu menyempurnakan gelarnya dengan memenangi putaran penutup kelas 125 cc di Binuang. Bukan hanya itu saja, Hendriansyah juga menjadi salah satu yang terbaik di kejuaraan Yamaha Cup Race (YCR). Prestasinya itu mengantarkannya sebagai salah satu kontestan di ajang Internasional, Yamaha Asean Cup Race (YACR). “Atas Ridho Allah Swt, Alhamdulillah meski umur saya tidak lagi muda, saya mampu juara IP 2011, dan menjadi salah satu kontestan yang mewakili Indonesia di ajang YACR” syukur pembalap yang kini berumur hampir 30 tahun itu.

 Speed Shop, Sekolah Balap dan Mekanik


Dunia balap ikut serta melatih mental sekaligus feel-nya untuk terjun di dunia wirausaha. Bukan aji mumpung atau tiba-tiba muncul sebagai pengusaha. Jauh sebelum dirinya diperhitungkan sebagai pembalap papan atas, Hendriansyah sudah buka usaha Speed Shop di Jogjakarta sejak tahun 2000. Kini, usahanya ini terus berkembang menjadi 45 agen yang tersebar di dataran tanah Jawa. Manisnya usaha speed shop ini, kemudian mengantarkannya untuk membuka kran usaha baru yaitu mendirikan sekolah balap di Jogjakarta dengan nama Hendriansyah Racing School. Menurut Hendri, sekolah balapnya ini terus berkembang dan kini mendidik sekitar 200 siswa calon pembalap.

“Filosofi saya dalam berwirausaha adalah mampu memanfaatkan peluang dan belajar dari lingkungan, kemudian sesuaikan dengan kemampuan kita” jelas suami dari Reni Puspita ini.

Selain kedua usaha itu, Hendriansyah juga mendirikan sekolah mekanik sejak 2006, dengan nama Hendriansyah Margo Mechanical Centre. Lagi-lagi usaha ini juga menuai panen yang cukup baik. Kini, sekolah mekanik ini tersebar di berbagai wilayah seperti Jogja, Surabaya dan Bali, dengan jumlah siswa mencapai 1500 calon mekanik. Mantab!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar